Ramadhan is here everyone!!!
Ternyata selain Indonesia yang punya banyak banget tradisi
unik dalam menyambut ataupun menjalani bulan Ramadhan, beberapa Negara di dunia
juga punya tradisi-tradisi unik sendiri…
Dalam menyambut datangnya bulan puasa, umat Muslim Jepang
saling berbagi kebahagiaan dengan saudaranya sesama Muslim. Hal ini ditunjukkan
oleh Islamic Centre Jepang yang membentuk semacam panitia Ramadhan yang
bertugas menyusun kegiatan selama bulan puasa, mulai dari dialog keagamaan,
majelis taklim, shalat tarawih berjamaah, penerbitan buku-buku keislaman dan
segala hal yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa.
Panitia juga menerbitkan jadwal puasa dan mendistribusikannya ke rumah-rumah
keluarga Muslim maupun ke sejumlah masjid. Jadwal puasa ini juga dibagikan ke
berbagai restoran halal di seantero Jepang.
Panitia ini mulai bekerja ketika hilal terlihat dan berakhir
pada saat Idul Fitri. Kalau di Jepang tidak terlihat hilal yang merupakan tanda
awal puasa dimulai, maka panitia mengikuti ketetapan hilal Malaysia, negara
muslim terdekat.
2. Albania
Albania juga memiliki tradisi tersendiri guna menyambut
datangnya bulan Ramadhan. Setiap datang bulan Ramadhan mereka akan menggelar
kesenian yang dinamakan dengan Lodra.
Kesenian ini mirip dengan tradisi memukul bedug di
Indonesia. Tapi perbedaannya, kesenian beduk Lodra Albania ini menggunakan dua
buah tabung yang dibuat dari kulit kambing dan domba. Pemukulnya sendiri
menggunakan dua buah stik yang berbeda sehingga akan menghasilkan dua jenis
suara yang berbeda pula.
Inilah yang membuat beduk Albania ini khas dibanding beduk
di negara kita. Lodra akan dikombinasikan dengan perkusi serta alat tiup
lainnya, sehingga Lodra nampak mirip dengan iringan musik marching band.
Seniman Lodra terkadang juga diundang khusus untuk mengiring sahur atau biasa
disebut dengan syfyr dan buka puasa atau iftar.
Berpuasa di Rusia merupakan salah satu puasa terlama di
dunia, yakni selama 17 jam. Berbeda dengan waktu berpuasa di Indonesia yang
rata-rata 13 jam dalam satu hari. Di Rusia kini terdapat 8000 masjid, dan 20
juta muslim. Dua juta diantaranya berada di Moscow sehingga pada Ramadan, kota
ini sangat semarak dengan nuansa Islami. Ada hidangan khas yang biasanya
disajikan untuk berbuka puasa, berupa
roti yang terbuat dari tepung yang diisi berbagai aneka masakan, yaitu
khingalsh atau galnash. Khingals adalah
roti yang diisi dengan keju. Sedangkan Galnash adalah Roti yang terbuat dari
gandum.
Hidangan ini biasanya didapati di wilayah selatan Rusia.
Untuk penawar dahaga, muslim di Rusia
Selatan mempunyai minuman hasil fermentasi dengan perasa berbagai rasa buah
tapi tidak mengandung alcohol. Minuman wajib bulan Ramadhan ala Rusia ini
disebut Kvass.
Budaya warga muslim di USA saat Ramadhan tidak kalah
uniknya. Mereka terbiasa untuk berbuka puasa dengan dua cara. Cara pertama
adalah dengan datang ke masjid untuk potluck. Potluck merupakan
anjuran untuk membawa makanan bagi siapapun yang datang. Cara kedua lebih mirip
dengan makan bersama tetangga. Entah tetangga mereka muslim atau non muslim, dengan
berkumpul di satu rumah untuk makan besar saat waktu berbuka tiba.
Umat Muslim di Irak menyambut datangnya bulan Ramadhan
dengan berbelanja di pasar Shorja (pasar tertua di Irak). Uniknya,
pasar ini hanya ramai ketika datang bulan Ramadhan. Waktu buka pasar hanya dari
sore hari sampai menjelang malam. Banyak barang dagangan unik yang dapat
dijumpai di pasar ini, di antaranya jajanan untuk menu buka puasa sampai
perlengkapan ibadah lainnya.
Umat muslim di Kairo, Mesir memiliki tradisi unik untuk
menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka akan memasang lampu tradisional di
setiap rumah yang disebut dengan lampu fanus.Oleh karena itu, banyak warga
Kairo yang berbondong-bondong berbelanja lampu saat menjelang bulan Ramadhan
tiba. Tradisi semacam ini telah dimulai sejak lama yakni dari zaman dinasti
fattimiyah. Ketika itu lampu fanus dipasang untuk menyambut kedatangan pasukan
raja yang datang berkunjung menjelang datangnya bulan ramadhan.
Di
sana kegembiraan menyambut malam seribu bulan bak menyambut tamu agung. Pria
dan wanita nampak mengenakan jalabah (busana muslim tradisional Maroko, sejenis
jubah atau gamis dengan penutup kepala). Jalabah biasanya dikenakan pada tanggal-tanggal
ganjil akhir bulan Ramadhan (25, 27, dan 29 Ramadhan) untuk wara-wiri dari
masjid ke masjid. Momen ini dimanfaatkan banyak fotografer untuk mencari
rezeki. Tak sedikit pengguna jalabah ingin diabadikan dengan kilatan kamera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar